Potret Pergerakan Mahasiswa Korsel Tahun '87 (Sebuah Refleksi)

Peran Mahasiswa Dimana-mana Sepertinya Sama (dulu)

Sebuah kesimpulan yang sekelebat muncul setelah nggak sengaja nonton sebuah K.movie hari ini. Film tersebut adalah "1987: When The Day Comes", film yang pertama rilis Desember 2017 --Film yang dari posternya aja udah keliatan serius.


Ya, siang tadi buka laptop awalnya mau ngerjain sesuatu.. *ya, niatnya biar produktif gitu. Tapi ternyata nyangkut disebuah folder.. yang isinya film tadi. Ngerasa kok kayaknya aku belum pernah nonton film ini, akhirnya tujuan awal buka laptop berubah.. jadinya nonton film!

Awal muter film, terus lihat durasinya, agak wegah -malesin, ya 2jam lebih abisnya -meskipun lebih dikit doang. Tapi, ku coba bertahan.. dengan agak skip-skip di awal, haha. 

Ya, makin masuk, alurnya makin rumit.. jadi nggak bisa di skip-skip. Apalagi tokohnya juga satu-persatu masuk, makin banyak...

Jujur aja, sebenernya dengan sekali nonton, terus disuruh cerita lagi secara utuh tiap babak dari itu film tentang apa.. hm, kayaknya nggak sanggup. Kompleks.

Tapi.. intinya gini..

Awal film dibuka dengan kasus kematian seorang mahasiswa, yang coba untuk disembunyikan sebab kematian sesungguhnya. Nah, yang melaporkan kematian tersebut adalah pihak dari pro pemerintah. Mereka segera meminta kepolisian dan jaksa untuk bikin laporan tentang kematian itu mahasiswa. Tapi, ternyata, seorang jaksa yang diminta untuk bikin laporan itu nemuin banyak keganjilan. Jadi si jaksa yakin, kalo dirinya  lagi coba dimanfaatin buat bikin laporan palsu. Nah si jaksa ini ternyata orangnya fair. Jadi dia nolak perintah itu. Sampe konsekuensi akhirnya, dia didepak dari posisinya.

Sementara itu, ternyata ada pihak lain yg jg mulai ikut nyelidikin kawus ganjil tersebut. Siapa lagi kalo bukan para wartawan! Berita keganjilan dalam kasus kematian mahasiswa makin tersebar di publik.. sehingga muncul kecaman dari publik, terutama golongan mahasiswa, situasi pun juga ikut makin keruh; makin panas. 

Kenapa dibilang makin keruh? Ya soalnya.. saat itu lagi rame mahasiswa yang pro-demokrasi, pada berusaha melawan rezim militer saat itu. Nah, mahasiswa yang meninggal itu ternyata salah satu aktivis yang aktif melakukan perlawanan, tapi kemudian ditangkap. Nah, jadinya ada kecurigaan selama proses introgasi itu, si mahasiswa mengalami penyiksaan sampai meninggal.

Pada masa itu mereka yang pro-demokrasi justru dianggap tergabung dalam kelompok komunis. Mereka dianggap makar. Nah, pemerintah ceritanya punya divisi sendiri yang bertiga buat mengamankan orang-orang yang dinilai makar tadi.

Semakin kesini, upaya-upaya buat membuka tabir ini makin banyak. Aktifis-aktifis mahasiswa makin gencar bersuara. Masyarakat sipil pun makin banyak yang bergabung.

Singkatnya... nonton film ini mengingatkanku dengan peristiwa tahun 98 yang ada di Indonesia -ya, pada tau kan: jatuhnya rezim orba. Tapi tentunya ada jalan cerita yang beda. Pokoknya tonton sendiri aja! 

Nah, di akhir film ini juga ditayangkan.. dokumentasi "real event" saat itu. Yup, itu lah yang akhirnya membuatku tersadar.. 
Wah.. ini film based on true story!
Peristiwa yang terjadi di tahun sesuai judul film ini "Gerakan Demokrasi Juni 1987".

Selesai nonton film, aku sempetin browsing sebentar.. Baca-baca sedikit tentang peristiwa tersebut. Ada beberapa hal yang terlintas dipikiranku...

Nggak di Indonesia, nggak di Korea.. kayaknya dimana-mana semua pemuda (mahasiswa) jaman dulu itu sama. Mereka punya kesadaran yang tinggi buat bangsanya.. ya lewat pergerakan mahasiswa, mahasiswa secara bersama-sama berjuang demi bangsa; ngelawan rezim yang lalim, atas nama rakyat.

Hm, ngomongon mahasiswa dan pergerakan.. ngeliat sedikit sejarah di Korea sama di Indonesia. Dua kata itu kaya ga bisa dipisahkan.. pada masanya! Ya, terbayang  mahasiswa masa itu kaya mengemban amanat besar gitu.. nggak cuma belajar, tapi juga menjadi suara rakyat; pro rakyat.. dan masyarakat biasa memang mengakui keberadaan mereka yang demikian.

Sebagai mahasiswa jaman sekarang *ehem*.. Aku sadar banget sih, kalo aku memang nggak punya kapabilitas buat ngomongin  mahasiswa dan pergerakan jaman sekarang. Karena aku memang merasa.. aku bukan typical mahasiswa yang bisa disandandangkan dengan kata tersebut. Sebab, toh meskipun aku sadar.. banyak hal yang menandakan kalo negeri ini sedang tidak baik-baik saja, ujungnya aku cuma duduk di kelas; end doing nothing.. atau melakukan hal-hal lain, yang menurutku lebih "menguntungkan" untuk diriku sendiri.. Yup, I admit that, I'm such an egoist student.. terpikir memberikan sumbangsih buat bangsa, tapi.. kayaknya masih demi nama baik diri sendiri juga; self-branding.. Jadi mahasiswa ya sepertinya lebih fokus dengan self-achievement diri sendiri. *kalian gitu juga ga sih?.. jujur, jawab dalam hati*

Hm..

Hal semacam itu sepertinya tidak bisa disebut pergerakan mahasiswa. Apakah kalian memikirkan hal yang sama sepertiku? 

Ditambah..
Belakangan, aku sering mendengar.. nada miring dari dosen atau dari masyarakat,  mahasiswa kok kerjaannya demo, mahasiswa kok sukanya bikin rusuh.. 
Intinya, sikap mayasrakat kita ke mahasiswa demo jaman sekarang, itu beda dengan dulu!
Itu mungkin jadi bikin aku lebih "jauh" dengan "mahasiswa pergerakan" itu sendiri...

Jadi gimana? 

Pergerakan mahasiswa apakah menjadi terma yang tetap hidup?

Atau apakah memang pergerakan mahasiswa sudah berubah polanya?

Masih mungkin nggak pemuda berdiri bareng, ninggalin ego masing-masing memperjuangin sesuatu (yang emang worth it) atas nama bangsa; bener-bener demi kepentingan rakyat?

Kolom komentar dibawah terbuka lebar.. Jadi, you may leave your thought -karena mungkin banyak hal yang kalian tidak setujui dari tulisan ku diatas ;) 
Then, let's discuss it.. I'll be soooo appreciate it ;))

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402), Laptop Idaman Jurnalis

JUMANJI: Dulu dan Sekarang

Dongeng Malam Minggu ku...