STEP UP !!


Keluar dari Zona Nyaman, Kenapa Tidak??

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Orang berilmu dan beradab
Tidak akan diam beristirahat di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan hidup asing di negeri orang. Pergilah !!
Kau akan dapatkan pengganti dari orang-orang yang kau tinggalkan
Berletih-letihlah, karena manisnya kehidupan akan terasa setelah letih berjuang

Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan...
Jika mengalir menjadi jernih,
Jika tidak, akan keruh menggenang
Jika singa tidak meninggalkan sarang, ia tak kan pernah dapatkan mangsa..
Jika anak panah tidak tinggalkan busur, ia tak kan kena sasaran

Biji emas bagai tanah biasa sebelum digali dari tambang
Setelah ditambang dan diolah, manusia ramai memperebutkannya
Dan kayu gaharu tak ubahnya kayu biasa di dalam hutan
Setelah gaharu itu keluar dari hutan, berubah mahal bagaikan emas
Orang berilmu dan beradab
Tidak akan diam beristirahat di kampung halaman
Merantaulah...

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Bait-bait indah dan penuh makna di atas sudah tidak diragukan lagi kemasyurannya. Apalagi jika kalian pembaca setia buku-buku karangn A. Fuadi. Puisi di atas muncul di salah satu novel best seller karyanya, yaitu "Negeri Lima Menara". Puisi dengan judul ”Merantaulah” karya al-Imam asy-Syafi’i ini terpampang di halaman awal dari novel tersebut. 

Membaca puisi tersebut mengingatkanku betapa semua yang kuhadapi saat ini -salah satunya yaitu jauh dari orang tua untuk belajar- bukanlah suatu hal yang sia-sia. dari situ, api semangatku kembali membara.. mengingat betapa besarnya manfaat yang bisa kuperolah apabila aku benar-benar dapat menempa diriku di tanah perantauan ini.

Singkirkan rasa sedih hanya karena rindu lama tak berjumpa dengan keluarga di rumah, terutama ibu dan adikku. Rindu akan rumah memang tak dapat dihindari. Tapi, jangan samapai rasa itu berlarut-larut hingga membuat semangat belajar dan beraktivitas menjadi drop, dan menjadikan semua berjalan dengan ala kadarnya. Yakin bahwa semua ini ku lalui memang untuk mereka juga, selain demi menunaikan kewajiban ku sebagai muslim yang harus senantiasa haus akan Ilmu.

Berbagai hal ku hadapi. ya ku akui banyak diantaranya yang justru membuatku tidak nyaman. 'Ini tidak seperti ketika ku di rumah', begitu pikirku. Tapi disitulah aku belajar akan pentingnya beradaptasi. Tidak bisa kita hanya seperti bunga di dalam rumah kaca, yang senantiasa tercukupi sinarnya, bebas dari serangga pengganggu, dan bebas dari rumput-rumput liar. Bunga itu memang akan tumbuh dengan baik, tapi sekalinya rumah kaca itu rusak.. akankah bunga itu kemudian masih mampu untuk bertahan di alam liar? Bunga itu kemudian perlu untuk tetap beradaptasi, agar kemudian bisa tetap hidup dan mekar, memberikan keindahan.

Ya, aku berharap aku bisa beradaptasi dengan baik disini, dan seperti bunga itu.. mampu bertahan, dan memberikan keindahan untuk sekelilingnya. 

Menjadi lebih dewasa adalah sebuah keharusan.
Hal itu tidak akan didapatkan jika hanya dengan berdiam di zona nyaman.
Mulailah melangkah lebih jauh, menembus keterbatasan, melawan ketakutan akan ketidak pastian apa yang ada diluar sana. 

Bulatkan tekad dan luruskan tujuan. Yakin bahwa Yang Maha Kuasa akan senantiasa melindungi dan mendampingi kita. 

Bersabarlah karena masa penuh kenikmatan pasti akan ada..



    source : https://www.hipwee.com/


Komentar

Postingan populer dari blog ini

ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402), Laptop Idaman Jurnalis

JUMANJI: Dulu dan Sekarang

Dongeng Malam Minggu ku...