101 Essay Writing #Bagian1




Kata “esai” pasti sudah tidak asing lagi ditelinga teman-teman. Terutama bagi yang sedang aktif kuliah, terutama di rumpun ilmu sosial... Asumsiku, bisa jadi kalo mendengar kata esai malah bosan. Ya, gimana ya... dikit-dikit dapat tugas esai, UTS buat esai, dan mungkin UAS juga buat esai.

Intinya, karya tulis jenis esai ini adalah tulisan yang sudah ‘mendarah daging’ dalam kesehariaan kita. Terkadang, tanpa kita sadari, kita sebenarnya sedang menulis atau membaca sebuah esai. Ya, faktanya, banyak tulisan-tulisan yang beredar, meskipun di bagian atasnya tidak berlabel esai, tapi bisa digolongkan ke dalam jenis tersebut.

Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan esai?

What is essay?

Arti atau definisi dari kata “esai” sendiri beragam. Banyak sumber, berbagai ahli mengungkapkan perihal tersebut. Diantara beragam sumber yang tersedia, salah satu yang bisa dijadikan saduran adalah KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). --as Indonesian, it is highly recommended!

Berikut definisinya : 

Cek KBBI





Nah, agar bisa dapat gambaran lebih jelas dari tentang esai, coba kita bedah; breakdown satu persatu kata kunci dari kalimat di atas.

Kata kunci yang bisa digunakan antara lain: 

PROSA  -   SUATU MASALAH   -   SEPINTAS  -   SUDUT PANDANG PRIBADI


Pertama: PROSA

Gampanganya, prosa itu berarti karangan non fiksi bebas, tidak terikat.

Maksudnya gini, coba bandingkan ketika teman-teman mendengar “pantun”, apa yang identik di benak kalian? Ya, tulisan yang terdiri dari empat (4) baris, besajak ab-ab, terdiri 8-12 suku kata, dan sebaagainya. Nah itu kaya ada semacam aturan-aturan yang mengikat, meskipun praktiknya nggak selalu demikian. Tapi, ya selama ini, itu yang kita bicarakan di pelajaran Bahasa Indonesia, ya nggak? 

Karena ini prosa berarti karangan bebas, ya berarti bebas aja... Coba nanya ke siapa deh, begini : esai itu gimana sih? Pasti yang kamu tanya bakal punya jawaban yang beda-beda.


 Ke dua: SUATU MASALAH

Tulisan esai itu membahas suatu persoalan/topik. Ya, kalo nggak ada topik yang dibahas, terus nulis apa? Ingat, perlu juga buat fokus... dia bukan tulisan yang bahas suatu topik yang bener-bener utuh. Misal, kalo mau ambil topik 'penanganan Covid-19 di Indonesia', nah, itu harus lebih dikerucutkan lagi... penanganan dari segi apanya.. misal dari segi kesehatan. Dari situ masih perlu di kerucutkan lagi. 

Topik  yang spesifik itu biar pembahasannya nggak kemana-mana. Itu bisa memudahkan penulis maupun pembaca. Kenapa? Buat penulis, salah satu keuntungannya, memudahkan buat mau analisis yang lebih tajam.  Karena itu berarti tulisan dibuat straight, to the point...  Dengan begitu argumen; gagasan; ide kita bakal lebih keliatan. Nah disitulah tulisan bakal menarik dan beda dengan tulisan lainnya.

Sementara buat pembaca, tulisan yang pembahasannya kemana-mana, malah bisa bikin pembaca jadi bingung; capek. Jangan sampai pembaca kita mbatin:  “iki tulisan sebenere mbahas opo se? Kok ngalor-ngedul..  ra cetho” (Tulisan ini sebenarnya bahas apa sih? Kok kesana-kemari... nggak jelas). Atau karena topiknya terlalu umum/ general... ya, bisa jadi tulisan kita bakal gitu-gitu aja. Nggak ada sesuatu yang beda. Pembaca cuma bisa mbatin.. "owalah" dah selesai. Karena materi yang kita bawa udah jadi hal yang umum diketahui orang lain.


Ke tiga: SEPINTAS

Nah, kata kunci ini penting buat jadi batasan; yang ngebedain tulisan esai sama yang lainnya. Ibaratnya, baca esai sambil minum kopi. Saat ngopi, kita gak bisa buru-buru. Butuh waktu untuk bisa menikmati sensasi rasa pahitnya. Tapi kemudian juga nggak bisa lama-lama. Karena kalo kelamaan, kopinya keburu dingin. Udah nggak enak lagi.  Jadi dari pengandaian itu, bisa dibayangin ya... tulisan esai itu nggak terlalu panjang. Biasanya sih  sekitar 500-1500 kata, atau 3-7 halaman.

Selain itu, dari kata kunci ini, kita juga jadi ada gambaran terkait kata kunci kedua. Tulisan baiknya pake topik yang spesifik, karena tulisan emang harusnya gak panjang-panjang; SEPINTAS.


Ke empat: SUDUT PANDANG PRIBADI

Kata kunci ini yang paling bikin esai beda dari tulisan yang lain –dan personaly¸adanya unsur ini jadi bikin paling menarik. Menulis esai berarti mengungkapkan suatu gagasan; ide; pandangan; perspektif kita. Bisa dibilang tulisan esai itu mengandung opini atau perasaan subjektif penulis. Lewat esai, kita bisa tahu pandangan seseorang –si penulis akan suatu fenomena yang ada.  

Hm, dari kata kunci ini mungkin muncul pertanyaan di benak temen-temen... “loh terus kalo gitu berarti esai tidak ilmiah dong?” atau “berarti nanti jenis esai ada yang ilmiah dan gak ilmiah ya?”

Oh... tunggu rek! Jangan buru-buru.. harap bersabar.. Dibagian selanjutnya insyaAllah akan ada bahasan yang bakal menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Kita pelan-pelan ya, yang penting paham... hehe (reader be like.. Lah nek itu pertanyaan itu gak dijawab, yaopo iso paham aku?!. Me: wes lah, sik tho.. percayalah padaku ).

Intinya, di tulisan kali ini aku lebih menekankan buat teman-teman biar punya gambaran atau istilah kerennya konsep dasar esai yang.. istilahnya, mungkin agak “lurus”. Karena mungkin selama ini, masih banyak yang memaknai esai berdasarkan asumsi-asumsi yang ada di kepala aja.. belum benar-benar coba cek di kitab suci perbendaharaan kata bahasa Indonesia a.k.a KBBI dan memaknai arti kata ‘esai’ dari situ...

JADI KESIMPULANNYA? 

Hm.. Setelah baca uraian di atas, aku berharap masing-masing dari pembaca blog ku yang budiman ini udah punya gambaran sendiri. Jadi, coba buat simpulannya, apa yang dimaksud esai? Coba tulis pendapat teman-teman di kolom komentar yaa...

Atau kalo kalian masih dan makin bingung... gapapa, tulis aja lah.. hihi

--------

Terimakasih!! Ditunggu ya bagian selanjutnya... ;)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402), Laptop Idaman Jurnalis

JUMANJI: Dulu dan Sekarang

Dongeng Malam Minggu ku...