Postingan

Manisnya Memori Semangkok Kolak Durian

Gambar
Memasuki bulan Desember hingga akhir Januari seperti saat ini, selain musim penghujan, agaknya juga cocok jika menyebut rentang waktu tersebut sebagai musim durian. Buktinya, saya banyak menjumpai penjual buah tersebut di tepi jalan raya yang biasa saya lewati sehari-hari. Baik itu dengan digantung ataupun disusun di atas mobil bak terbuka. Ketika melintasi jalan-jalan tersebut, terkadang saya sengaja menurunkan laju motor saya, sambil mengubah arah pandangan saya menuju buah berduri tersebut. Sungguh mengoda. Apalagi jika aromanya yang khas sampai tertangkap indra penciuman saya, meskipun samar-samar. Harumnya.. begitu batin saya. . Meskipun setiap melintasi penjual King of Fruit itu muncul rasa “kepingin”, nyatanya sampai hari ini saya belum sekalipun berhenti di depan salah satu dari mereka. Entahlah, Cuma ingin saja, tidak benar-benar ingin –hayo, yaopo iki maksude, haha.. Namun, belakangan, dari pada keinginan untuk membeli dan menikmati buah tersebut, pikiran saya tertuju p...

Hari Gizi Nasional 2022, Cek 5 Disinformasi Seputar Gizi Berikut

Gambar
Melihat bayi atau balita yang gemuk mungkin nampak lucu dan menggemaskan. Bahkan tidak sedikit yang juga menyebutnya sehat. Mendapati buah hati yang tidak rewel pilah-pilih makanan mungkin terasa menenangkan. Sehingga sering kali orang tua akan memberikan makanan apapun, asal sang buah hati makan.   Namun, tepatkah hal demikian? Menurut Herlina Mei Wulandari seorang nutrisionis di RSUD Dr. Wahidin Sudiro Husodo, konsep tersebut keliru dan tergolong fatal. Ia juga menyebut bahwa selain dua hal di atas, sejatinya masih banyak informasi tidak tepat yang terlanjur tersebar masif dan dipercaya masyarakat. Herlina Mei Wulandari, S. Gz. (57) saat diwawancara di tengah kesibukannya bertugas  sebagai nutrisionis  di rumah sakit milik pemerintah daerah. (Dok.pri) Lebih lanjut, berdasarkan wawancara langsung pada Kamis (20/1) lalu, berikut sejumlah disinformasi seputar persoalan gizi yang banyak dijumpai di tengah masyarakat: 1. Gemuk = Sehat Tidak salah jika mendapat...

Mewahnya Makan Angkringan

Gambar
Beberapa pekan lalu saya mendapat tugas liputan sebuah forum diskusi terbuka antara kepala daerah dan karang taruna. Selepas kegiatan berlangsung, hadirin dipersilahkan untuk menikmati sajian yang telah disiapkan. Saya menengok ke sisi di mana jamuan dihidangkan. Sungguh tidak biasa... Saya mendapati sebuah lapak penjual dari kayu. Bukan gerobak biasa, tapi lebih seperti lapak angkringan. Penasaran (dan karena perut memang mulai keroncongan), saya mulai mendekati lapak tersebut. Menatap lekat-lekat macam-macam makanan yang telah ditata rapi di atasnya. Angkringan versi Mojokerto. (Dok. Pribadi) ‘Ya, ini memang sejenis angkringan Jogja. Ada nasi kucing dan aneka sate’, batin saya. Meski pemuda-pemudi di sekeliling saya sudah mulai heboh, mengambil apa-apa yang dihidangkan denga cepat, saya masih terdiam; mematung. Tidak, saya tidak sedang memikirkan mana yang harus saya pilih, nasi sambal teri atau nasi sambal goreng tempe. Memandangi apa yang di depan saya membuat saya teri...

Umbi UWI yang Begitu Meresahkan

Gambar
Sepertinya uwi di kebun belakang rumah kami sudah masuk waktu panen. Buktinya, belakangan ini saya sering menjumpai uwi di atas meja makan. Bagi yang simpan nomor saya, mungkin juga bosan dengan story WA saya yang banyak upload UWI. Hehehe Bagi yan belum tahu, uwi adalah salah satu jenis umbi-umbian. Bentuknya tidak teratur, kulitnya kecoklatan. Bagian dalamnya ada yang berwarna ungu, kuning, atau putih. Biasanya Ibu dan Mbah hanya mengolah uwi dengan cara merebusnya bersama sejumput garam. Rasa original umbi tersebut memang plain alias tidak memiliki rasa. Ditambahin garam sedikit biar ada rasa, jadi lebih enak dimakan juga. Tampak uwi. Dok.Google Berbicara tentang konsumsi uwi, jujur saja..   jika  dibandingkan dengan penghuni rumah lainnya, saya satu-satunya yang tidak terlalu menyukai uwi. Ya, meskipun udah ditambahin garam, tetap saja kurang bisa menggugah saya untuk memakannya. Berbeda dengan ubi telo atau singkong, yang meski cuma dikukus/ direbus tanpa ada tambaha...

Sebungkus Gethuk yang Mahal...

Gambar
  Sabtu pagi –pekan lalu, saya diminta ibu untuk membeli jajanan gethuk. Bagi yang belum tahu, gethuk adalah makanan yang terbuat dari singkong kukus yang ditumbuk dan biasa dinikmati dengan taburan parutan kelapa. Kami biasa membeli gethuk di penjual keliling di daerah tempat tinggal kami. Kami biasa memanggil penjual makanan tersebut "Mbak Dhiroh". Di antara beberapa jenis makanan yang dijajakan, ada nasi kuning, nasi jagung, ketan sambel, gethuk, sawut, urap-urap, dan bothokan. Beragam makanan itu diletakkan di dalam keranjang yang ada di bagian depan sepeda, dan belakang sepeda (tempat boncengan). Biasanya Mbak Dhiroh sudah lewat depan rumah kami jam 6-an. Sambil mengayuh sepedanya, Mbak Dhiroh meneriakkan nama-nama makanan yang dijual. "Sego kuning, sego jagung..." "Ketan sambel, gethuk, sawut..." "Urap-urap, bothokan... " Meskipun bertubuh kurus, suaranya cukup kencang. Dari kejauhan.. Kami sudah bisa mendengar suara Mbak Dhiroh. ...

Gimana sih esai beasiswa itu? Yuk, intip esai awardee BU

Gambar
Seperti pada pembahasan postingan sebelumnya, jenis-jenis esai sangat beragam. Salah satunya adalah esai beasiswa. Seperti penyebtannya, esai jenis ini biasanya dibuat dalam rangka pengajuan beasiswa. Persyaratan menulai esai semacam ini sangat jamak dijumpai di program-program beasiswa baik dalam maupun luar negeri.  Salah satu program beasiswa dari dalam negeri yang mewajibkan pendaftarnya untuk membuat esai adalah "Beasiswa Unggulan" yang diselanggarakan oleh Kemendikbudristek. Program BU meminta pendaftar untuk menulis esai sesuai dengan tema dan ketentuan yang telah ditentukan. Nah, berikut adalah contoh esai beasiswa. Selamat membaca :) *Ssst... BTW ini adalah esai beasiswa yang aku gunakan untuk mendaftar BU. Sebenarnya tidak ada format khusus, selain tema dan jumlah halaman yang telah ditentukan. Jadi, teman-teman mungkin bisa menggunakannya sebagai referensi. Ingat: REFERENSI, bukan PATOKAN ya.... Karena aku sendiri pernah membaca esai awardee yang lain, dan aku cuku...

Bagi saya, terang mbulan dan martabak manis itu BEDA!

Gambar
  "Saya lebih suka terang mbulan ketimbang martabak manis". Di suatu Sabtu malam, seorang teman memberi saya sepotong terang mbulan mini. Ah, entahlah... Ini efek malam Minggu seorang jomblo atau memang saya yang cenderung melankolis –mudah baper, saya tidak paham. Yang jelas, ketika saya menerima pemberian terang mbulan dari seorang teman, kalimat di atas muncul di benak saya. Mungkin banyak yang bertanya-tanya... “Lah, bedane terang mbulan karo martabak manis iki opo?” “terang mbulan sama martabak manis, bukannya sama ya?” Ya, bagi teman-teman yang berasal dari daerah Jawa Timuran , seperti saya, tidak akan menjumpai apa perbedaan terang mbulan dan martabak manis. Bentuknya sama. Pilihan topping ya sama. Bahkan sekarang lebih variatif, nggak cuma mumet di cokelat-keju-kacang. Soal rasa? Ya jelas, makanan manis ini sama-sama enak. Hemat saya sih, itu hanya perkara beda penyebutan. Mau terang mbulan, martabak manis, martabak Bandung, Hok Lo Pan.. Setiap penyebutan mem...